Selasa, 07 September 2010

Mudik Lebaran


Bekasi, Subang, Nagreg Stuck Up Early Days
Elvan Dany Sutrisno - DAILY

Illustration
Jakarta - travelers from Jakarta to Central Java and West Java severe traffic until the early hours in different areas. Worst congestion occurs on the path Nagreg, Garut heading to Central Java.

Various traffic conditions reported by readers of your info. Congestion has been started since the travelers out of Jakarta by Kalimalang. Increasingly dense traffic jam when entering the area of Bekasi.

"Toll Highway Toll JORR Jatiasih direction standstill," said one of the travelers, Henry, told AFP on Wednesday (08/09/2010) at 1:15 pm.

Congestion is also felt by travelers in the direction of West Java. Which aims to Subang travelers had to squeeze on the shoulder of the road.

"Line-Subang Sadang creeping solid," said travelers passing through this point, Andi.

Meanwhile, congestion will still occur even in the middle of the road heading south route. In Nagreg, Garut, travelers who happened queue is getting worse. Cars and motorcycles are fighting over this narrow path.

"The pathway toward Tarlac Nagreg standstill, the car can not walk at all," complained the other travelers, Zaenal Arifin.

3 in 1 Tidak Berlaku 9-13 September

Rabu, 08/09/2010 08:12 WIB

E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Bagi pengendara mobil yang berpenumpang kurang dari tiga orang, pada tanggal 9-13 September 2010 tidak perlu khawatir kena tilang jika hendak melintas di kawasan 3 in 1. Karena, selama libur Lebaran tersebut, sistem 3 in 1 tidak diberlakukan.

"Hasil koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dretorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, sistem 3 in 1 tidak diberlakukan selama liburan," kata Dretur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Condro Kirono melalui pesan singkat yang diterima detikcom, Rabu (8/9/2010).

3 in 1 tidak diberlakukan selama Kamis, 9 September hingga Senin, 13 September. Hal itu sesuai dengan kalender libur hari raya Idul Fitri.

"Dan juga mengingat pada hari-hari tersebut, situasi lalu lintas di Jakarta tidak sepadat hari biasa," jelasnya.

Ia menambahkan, sistem 3 in 1 akan kembali normal setelah liburan Lebaran. "Untuk hari Selasa, 14 September 2010, tetap kita berlakukan," ujarnya.

Kawasan 3 in 1 di Jakarta mulai dari perempatan Kuningan, Jalan Gatot Subroto dan Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta Selatan, serta Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk di Jakarta Pusat.

Grant Ceremony & Seminar on Research Findings Assisted by The Asahi Glass Foundation 2010


Penelitian berperan sangat penting dalam upaya terwujudnya ITB sebagai universitas riset kelas dunia. Pengertian Universitas Riset yang dianut oleh Institut Teknologi Bandung mempunyai ciri-ciri antara lain budaya riset yang ditunjukkan melalui sikap, perilaku dan etika masyarakat akademik dalam pelaksanaan riset; memiliki organisasi dan manajemen riset yang efektif dan ditunjang oleh anggaran dan peneliti dalam jumlah dan kualitas yang memadai; dan tersedianya sarana dan prasarana riset yang lengkap, mutakhir dan dalam jumlah yang memadai.Institut Teknologi Bandung selalu melakukan kegiatan dan program untuk memantapkan posisinya sebagai Universitas Riset dan melakukan upaya peningkatan secara terus-menerus dalam rangka mensejajarkan diri dengan perguruan tinggi maju di tingkat internasional.

Sasaran dari penelitian di ITB antara lain adalah meningkatnya intensitas riset di ITB, yang tercermin dalam jumlah staf aktif riset dan share dana yang didapat ITB dari dana riset nasional (DIKTI, RISTEK, mitra swasta) dan internasional; Tumbuhnya pendapatan ITB dari penelitian baik yang bersumber dari dana nasional dan internasional; meningkatnya produktivitas publikasi ITB dalam jumlah dan kualitasnya; perbaikan terus-menerus kolaborasi penelitian ITB pada tingkat nasional dan internasional.

Berdasarkan catatan LPPM, lebih dari 50%, dari total 1022 orang staf dosen ITB telah terlibat secara aktif dalam kegiatan riset. Hal tersebut ditunjukkan dari data keikutsertaan staf dosen ITB dalam penelitian yang didanai pada rentang waktu 3 tahun terakhir. Pada tahun 2010 ini, data bulan Agustus 2010, ITB memperoleh dana penelitian total sebesar Rp. 14.36 M dari DIKTI, Rp. 12.16 M dari KMNRT, dan Rp. 240 juta dari institusi dalam negri lainnya. Total dana penelitian dari institusi luar negeri (IDB, Asahi Glass, Osaka Gas) sebesar Rp. 8.65 M dan total dana penelitian dari Ikatan Alumni ITB sebesar Rp. 1 M. Total dana penelitian melalui kegiatan kerjasama penelitian adalah Rp. 5,31 M. Sedangkan total dana penelitian yang dianggarkan dari Anggaran Belanja ITB tahun 2010 adalah sebesar Rp. 15.55 M. Sehinga total dana penelitian ITB tahun 2010 sampai dengan bulan Agustus adalah Rp 56,26 M.

Dari data tersebut terlihat signifikansi dana riset nasional yang didapat ITB. Walaupun dana riset internasional yang didapat cukup besar, namun masih dirasakan perlunya digalakkan upaya penjaringan dana riset internasional.

The Asahi Glass Foundation adalah salah satu institusi luar negri yang telah memberikan dukungan dana penelitian kepada ITB sejak tahun 1988. Di Indonesia, ITB adalah satu – satunya universitas yang mendapatkan dukungan dana dari The Asahi Glass Foundation. Selain ITB, The Asahi Glass Foundation juga memberikan dukungan dana penelitian kepada Chulalongkorn University di Thailand.

Kegiatan penelitian yang mendapatkan dukungan dana dari The Asahi Glass Foundation adalah kegiatan penelitian yang berkaitan dengan bidang keilmuan Materials Sciences, Life Sciences, Information Sciences and Automatic Control, Environment, dan Energy. Total dana penelitian yang dialokasikan oleh The Asahi Glass Foundation untuk Overseas Research Grants di ITB tahun 2010 adalah sebesar ¥ 8 juta.

Kontak:
Prof. Dr. Ismunandar
Sekretaris Bidang Penelitian
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB
Telp. 022-2501759/ 0811226609

he 3rd International Remote Sensing and GIS Workshop Series on Demography, Land Use-Land Cover and Disaster

Add to my calendar | Download as PDF
When :
October 4th, 2010
Where :
Campus Center, ITB
Organizer :
Remote Sensing and GIS Research Division, Faculty of Earth Science & Technology, ITB and Center for Remote Sensing (CRS), ITB
Category :
ITB
Participant :
People Remote Sensing
Description :

The 3rd International Remote Sensing and GIS Workshop Series on Demography, Land Use-Land Cover and Disaster October 4th, 2010, Campus Center, ITB

Keynote speaker :

  • Prof. Ryutaro Tateishi (Center for Environmental Remote Sensing - Chiba University) - "Global Environment Database Development"
  • Dr. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo (Center for Environmental Remote Sensing - Chiba University) - "Development of CP-SAR onboard Small-Satellite - Unmanned Aerial Vehicle"

Host : Remote Sensing and GIS Research Division, Faculty of Earth Science & Technology, ITB and Center for Remote Sensing (CRS), ITB In cooperation with :

  • Indonesian Society for Remote Sensing (MAPIN)
  • Center for Environmental Remote Sensing (CEReS), Chiba University, Japan
  • National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN), Indonesia

Introduction

Global and climate change phenomenon have been an important and attractive issues since the Global Change Conference 2007 in Bali. The countries of the world agree to adopt Bali Road Map as an international guidance for the agreement in the future climate change. One of the agreement points is to slow down the rate of gas emission from deforestation. Forest is one land cover that acts as the lungs of the world which must be preserved for the prosperity of human being.

At the other end, the growth of world population is an important component in land use change. As the population rises, there is a bigger need of land for settelement, agricultures, pastures and another infrastructures. These expansion will deteriorate the environment which cause land degradation. One of the example is the extensive use of land in high elevation for settlements or agricultures. These activities will end in one thing, disaster.

Population growth will surely extensive the use of land for human being. The improper and overload exploitations can result in man-made disaster. It even will have worsening effects if we add natural disasters such as earthquake, floods, landslides, volcanic eruptions, tsunami, etc. These disasters can destroy the balance between the existence and the use of land cover. It will also disharmonize the existence of human communities in certain areas.

Population growth cycle, land use - land cover change and disaster are the characteristics of Indonesia due to its geographical uniqueness which located in tropical reqion and between two continents and two oceans. It is important to understand this characteristics through a series of scientific activities which then result in finding solution related to demography, land use-land cover and disasters.

Therefore, Remote Sensing & GIS Research Division, Faculty of Earth Science and Technology, ITB and Center for Remote Sensing - ITB host this scientific activity with a theme "The Third International Remote Sensing & GIS Workshop Series on Demography, Land Use-Land Cover and Disaster (IReSGISWS-DLUCD)". The aim of this workshop is to focus the research on the use of remote sensing, GIS and spatial technology topics related to demography, land use-land cover and disaster in Asia and another countries. This activity hopefully will be participated from researchers, academics, vendors, NGO, remote sensing and spatial technology export within Indonesia or abroad.

Objective

To focus research topics on the use of remote sensing, GIS technology and other spatial technologies for demography, land use/land cover and disaster in Asia and other continents.

Editorial Board

  • Ishak Hanafiah Ismullah (Institute of Technology Bandung), Indonesia
  • Dudung Muhally Hakim (Institute of Technology Bandung), Indonesia
  • Ketut Wikantika (Institute of Technology Bandung), Indonesia
  • Ryutaro Tateishi (Chiba University), Japan
  • Josaphat Tetuko, S.S. (Chiba University), Japan
  • Nur Hidayat (LAPAN), Indonesia

Call for Papers Abstract submission

  • Authors who wish to participate in the workshop must submit an abstract (one page only) consisting of a complete description of their ideas and applicable research results. Detailed specifications for the abstract content and format are provided below.
  • The abstract is to be submitted electronically via email at office@crs.itb.ac.id. This abstract must be submitted by August 20th, 2010.
  • The status of all submissions will be available on the IReSGISWS 2010 website.
  • Abstract submissions will be reviewed by experts selected by the editorial board for their demonstrated knowledge of particular topics. The progress and results of the review process will be posted on this website and authors will also be notified of the review results by email no later than September 1, 2010.
  • If your abstract is accepted, you may choose to submit a full paper.

Topics

  • Data acquisition and processing
  • Data management and integration
  • Algorithm and software development
  • Image fusion
  • Urban and rural remote sensing
  • Agriculture remote sensing
  • Landscape and Forestry
  • Wetland and water resources
  • Coastal zone management
  • Population mapping
  • Socio-economic, culture and poverty
  • Disaster mitigation and assessment
  • Decision support system
  • Policy, education and training

Important dates

Abstract Deadline August 20th, 2010

Abstract Status Notification September 1st, 2010

Registration Opens (via email) September 1st, 2010

You can also register onsite at the workshop.

Full Paper Submission Deadline September 20th, 2010

Registration

Indonesian Rp. 250,000,Non-Indonesian US$ 40

Proceedings

Only papers submitted and registered at the workshop will be published in the final IReSGISWS-approved proceedings (CD-ROM) and hence will be citable and searchable by the Engineering Index.

Scientific Book Series

The committee will publish a book series starting from 2011 regarding the application of Remote Sensing and GIS technologies in Asian-Pasific countries. The book will be published continuously every year in English and Indonesian languages. English version will be contributed from foreign researchers while Indonesian version will be dominated by Indonesian researchers with their experiences and how the role of remote sensing and GIS in solving Indonesian problems. If you want to contribute your articles to those book series, don\\\'t hesitate to contact the committee as soon as possible.

Secretariat

Center for Remote Sensing (CRS), ITB

Gedung LabTek IX-C, Lantai-3

Jl. Ganesha 10, Bandung (40132) Indonesia

Telp. +62-22-2530701 Ext. 3660, 3644

Fax. +62-22-2530702

Email : office@crs.itb.ac.id

Website : http://crs.itb.ac.id

Keragaman Hayati Dua Jenis Anggrek Sudah Sulit Dijumpai

Laporan wartawan KOMPAS Defri Werdiono
Senin, 6 September 2010 | 13:54 WIB
www.nationaalherbarium.nl
Anggrek Dendrobium lowii

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Sedikitnya dua jenis anggrek endemis Kalimantan Selatan, yakni Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum saat ini sangat sulit ditemukan di alam liar. Untuk mendapatkan jenis anggrek ini orang harus berburu ke penangkar, bahkan membeli ke penangkar anggrek di luar negeri.

Wakil Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel Ferry F Hoesoen, di Banjarmasin, Senin (6/9/2010), mengemukakan kedua jenis anggrek ini dulu bisa ditemukan di tempat yang kini menjadi Kota Banjarmasin. Namun, sekarang di Pegunungan Meratus pun sangat susah ditemukan. "Dua tahun kami melakukan observasi lapangan namun belum juga menemukan," ujarnya.

Dendrobium lowii memiliki ciri-ciri hampir sama dengan jenis dendrobium lainnya yang tumbuh di Pegunungan Meratus. Batang Dendrobium lowii agak berbulu dengan bunga warna kuning terang dan ukuran kelopak bunganya 4-5 sentimeter. Sedang Dendrobium Hepaticum memiliki ciri-ciri bunga berwarna seperti hati.

"Kemarin ada pameran di Singapura, terpaksa kami membeli dari sana. Itupun hanya sedikit, karena sudah diborong orang," ujarnya. Karena itulah, meski cukup sulit PAI Kalsel kini berusaha untuk mendapatkan bibit anggrek yang telah langka itu guna dikembangkan lagi di Kalsel.

Yulianto mengatakan selain Dendrobium lowii dan hepaticum, ada satu lagi yakni Spathoglottis aurea yang juga sulit ditemukan. Anggrek langka ini umumnya memiliki sifat sulit berkembang biak. Selain itu, bentuknya juga unik sehingga memancing orang untuk memiliki.

Kalau anggrek bulan Phalaenopsis amabilis var Palaihari itu juga sudah tidak ada di alam. "Untungnya para pecinta anggrek Kalsel masih memiliki jenis ini, dan perkembangbiakannya masih bisa keluar anakan di samping batang induk. Jadi dia tidak hilang begitu saja layaknya Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum," ujar Yulianto.

Going home
Disturb spilled Market Flows South Line
Wednesday, September 8, 2010 | 8:15 pm
Compass / Agus Susanto
Traders set up his wares on the street to the body
RELATED:

* Market Mudik spilled Very Inhibits Flow
* Line Bandung-Cirebon One Way
* Market Macetkan spilled Traffic
* Three Locations Around Nagreg Prone Loss
* Market fenced Mudik spilled on Line

BANYUMAS, KOMPAS.com - Path of southern Java-Rawalo Wangon particular segment, Banyumas, stagnant market due to the spill. Wednesday (09/08/2010) morning, most passengers coming from the west when approaching market stagnating Tinggar Jaya, District Jatilawang, resulting in the line of vehicles along the 2.5 kilometers.

Nevertheless, a number of travelers on motorcycles and private cars trying to get in front of the right hand lane at the traffic from the east was deserted.

Act of the travelers who get in front of this lane was causing traffic congestion in a number of points because they must seek re-enter the left lane when there are vehicles coming from opposite directions.

Meanwhile, based on the observation in the Wangon, the flow of vehicles coming from the direction of Bandung as well as from the northern coastline of Central Java was crowded smoothly. Vehicle flow of travelers is still dominated motorcycle though private cars that pass the volume appears there was an increase when compared with the day Tuesday (09/07/2010), ie from the range of 15-20 units per minute to 20-25 units / minute.

Previously, Head of Traffic Police Resort Banyumas Tarhim Adjunct Commissioner of Police said most passengers who crossed Banyumas estimated to occur in the H-1 Lebaran or Thursday (09/09/2010).

"Peak flow back and forth in Jakarta is expected to occur on Wednesday night (09/08/2010) so we expect travelers will pass in Banyumas on Thursday (09/09/2010)," he said.

Ganyang Malaysia?


Rabu, 8 September 2010 | 08:13 WIB
SHUTTERSTOCK

Oleh: Susanto Pudjomartono *

KOMPAS.com - Unjuk rasa menentang Malaysia mengenai masalah perbatasan masih terus saja bermunculan di banyak tempat. Para pengunjuk rasa umumnya terdiri dari generasi muda.

Pola unjuk rasa mereka umumnya membakar bendera Malaysia sembari menuntut agar Pemerintah Indonesia bersikap lebih ”tegas” karena menganggap bahwa harga diri dan kedaulatan bangsa telah diinjak oleh negeri jiran tersebut.

Cukup banyak yang bahkan menuntut agar kita kembali ”mengganyang” Malaysia seperti pada 1960-an, malah kalau perlu berperang. Apa yang sebenarnya kita ketahui tentang zaman konfrontasi itu?

Istilah ”konfrontasi” dipopulerkan oleh Menteri Luar Negeri Soebandrio pada 20 Januari 1963. Sikap bermusuhan terhadap Malaysia kemudian dipertegas oleh Presiden Soekarno lewat diumumkannya perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1963.

Isinya, selain perintah untuk memperkuat ketahanan revolusi Indonesia, seluruh rakyat juga diperintahkan membantu perjuangan rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia. Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang didalangi Inggris sebagai upaya nekolim (neokolonialisme dan imperialisme) membentuk sebuah negara boneka.

Adapun istilah ”Ganyang Malaysia” dilahirkan oleh Bung Karno. Presiden pertama RI itu sangat gusar ketika dalam demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur pada 17 Desember 1963 para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek- robek foto Soekarno, dan membawa lambang Garuda Pancasila ke hadapan PM Malaysia waktu itu, Tunku Abdul Rahman, dan memaksanya menginjak lambang Garuda tersebut.

Insiden itu membuat Bung Karno murka. Ia pun berpidato:

”Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu, itu juga biasa. Namun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak Malaysian keparat itu.”

”Doakan aku, aku akan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.”

”Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini. Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.”

”Yoo... ayooo... kita ganyang. Ganyang Malaysia! Ganyang Malaysia! Bulatkan tekad. Semangat kita baja. Peluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Bila perlu satoe- satoe!”

Rencana nekolim

Dibakar oleh pidato Bung Karno melalui radio itu (waktu itu radio merupakan media utama informasi), gerakan Ganyang Malaysia pun meledak ke seluruh negeri. Pendaftaran sukarelawan terjadi di mana- mana. Semangat bangsa saat itu memang sedang melambung setelah keberhasilan kita membebaskan Irian Barat pada 1962.

Waktu itu, secara militer Indonesia merupakan negara terkuat di Asia Tenggara, terutama berkat persenjataan yang dibeli dari Uni Soviet. Semangat antinekolim juga sangat tinggi. Inggris pada 1960-an itu masih merupakan kekuatan global.

Sebenarnya, Indonesia (dan Filipina) secara resmi setuju menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas rakyat di daerah yang akan dilakukan dekolonisasi menyetujui lewat referendum yang diorganisasi PBB. Namun, sebelum hasil referendum diumumkan, pembentukan Malaysia sudah diresmikan pada 16 September 1963, sesuatu yang dianggap Indonesia sebagai bukti rencana nekolim untuk terus mengangkangi Asia Tenggara.

Dari segi militer konfrontasi Indonesia-Malaysia, umum disebut sebagai undeclared war karena perang terjadi tanpa pernah didahului pernyataan perang. Inggris dan sekutunya (Malaysia, Australia, dan Selandia Baru) waktu itu memiliki sekitar 17.000 anggota pasukan di Kalimantan serta 10.000 anggota pasukan yang ada di Semenanjung Melayu.

Pertempuran kecil-kecilan (skirmishes) tentara Indonesia dengan Inggris terutama terjadi di perbatasan Kalimantan. Ada juga penyusupan tentara Indonesia di Semenanjung Malaysia.

Konfrontasi berakhir setelah Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto. Jumlah korban tewas di kedua belah pihak lebih besar berada di pihak Indonesia (sekitar 590 orang dibandingkan dengan Inggris/Australia/Selandia Baru yang hanya 114 jiwa).

Dalam rangkaian konfrontasi ini, sebuah insiden pernah terjadi antara Indonesia dan Singapura tatkala Singapura tetap menggantung dua prajurit marinir Indonesia yang tertangkap waktu menyusup ke Singapura meski Presiden Soeharto sudah mengirim utusan khusus agar hukuman itu diperingan.

Insiden itu lama terekam dalam ingatan kolektif bangsa, antara lain lewat syair yang dinyanyikan dalam permainan kim (main tebak angka berhadiah ala Minang yang kemudian dilarang karena dianggap judi). Bunyinya ”Lee Kuan Yew sangat kejam, membunuh dua pahlawan, nama Harun dan Usman”.

Semua peserta tebak-tebakan pun langsung mafhum, angka yang keluar adalah 68, yakni tahun terjadinya penggantungan itu.

Kini kedua pemerintah, Indonesia dan Malaysia, sepakat menyelesaikan insiden perbatasan melalui jalur diplomasi (soft power). Pemakaian kekerasan atau hard power dianggap tidak akan dapat memecahkan masalah.

Namun, perlu diingat, dalam penyelesaian suatu sengketa perbatasan, hard power sering diperlukan sebagai back-up dari diplomasi. Sengketa Irian Barat (Papua) dengan Belanda juga bisa dimenangkan dengan perpaduan kedua hal itu.

Publik mestinya masih ingat, sewaktu penyelesaian kasus sengketa Sipadan-Ligitan dengan Malaysia pada 2002, melalui Mahkamah Internasional pemerintah berusaha meyakinkan masyarakat bahwa kans kita menang fifty-fifty karena kita mempunyai bukti-bukti yang sahih tentang kepemilikan dua pulau tersebut.

Ternyata hasilnya jeblok. Kita kalah karena hanya satu hakim yang memenangkan dalih-dalih kita dan 16 lainnya menolak.

*Susanto Pudjomartono Wartawan Senior

Minggu, 05 September 2010

Timnas Jajal Pantai Gading & Uruguay
Mohammad Resha Pratama - detiksport


Getty Images/Streeter Lecka
Jakarta - Sempat dikabarkan ingin menjajal Brasil dan Argentina dalam partai ujicoba jelang Piala AFF, timnas akhirnya batal mengundang dua raksasa Amerika Latin itu. Sebagai gantinya 'Merah Putih' akan berujicoba dengan Pantai Gading dan Uruguay.

Dalam dua bulan terakhir kencang beredar isu Brasil dan Argentina akan jadi lawan tanding timnas asuhan Alfred Riedl yang akan mempersiapkan diri guna bermain di ajang AFF akhir tahun ini. Namun akibat tak kunjung mendapat surat balasan dari kedua federasi, maka Badan Tim Nasional (BTN) pun mencari alternatif lain.

Awal pekan ini BTN telah mengirim undangan ke Federasi Sepakbola Pantai Gading dan kabarnya mendapat respon positif. The Elephants pun berencana akan datang ke Jakarta pada tanggal 12 ataui 13 Oktober dengan membawa serta beberapa pemain intinya seperti Didier Drogba, Salomon Kalou, Yaya dan Kolo Toure.

"Saya sudah mendapat konfirmasi dari Federasi Sepakbola Pantai Gading. Pertandingan mungkin akan digelar antara 12 atau 13 Oktober mendatang. Dalam kontrak yang kami ajukan, kami meminta tim utamanya. Saya minta empat pemain itu harus ikut," tutur ketua BTN Iman Arif.

Untuk laga melawan wakil Afrika itu kabarnya Indonesia harus menyiapkan match fee sebesar Rp 3-4 miliar. Dampaknya adalah para penonton di Stadion Gelora Bung Karno nanti harus merogoh kocek untuk menyaksikan penampilan Bambang Pamungkas cs melawan Drogba dkk.

Jika Pantai Gading disiapakn untuk menggantikan Argentina, maka untuk Brasil BTN pun akan mendatangkan Uruguay. Kepastian ini didapat setelah Iman mengirimkan surat ke federasi setempat dan direncanakan akan tampil pada 9 Oktober mendatang.

Tim asuhan Oscar Washington Tabarez yang finis di posisi keempat pada Piala Dunia lalu berencana akan membawa serta peraih bola emas Diego Forlan.

"Brasil masih menunggu CBF dan belum ada kabar. Saya ganti sama Uruguay dengan Diego Forlan, 9 Oktober 2010. Uruguay sudah menjawab positif, sedangkan Brasil masih banyak pertimbangan," tutur Iman, Jumat (3/9).

Setelah berkali-kali gagal mengundang tim kuat ke Tanah Air untuk berujicoba, akhirnya timnas pun bisa mendapat lawan tanding kuat demi menambah jam terbang serta performa para pemainnya. Sebab selama ini timnas lebih banyak melawan tim-tim yang kelasnya jauh di bawah mereka. ( mrp / arp )

Robinho ke Milan Mencari Kebahagiaan yang Hilang Doni Wahyudi - detiksport




Reuters
Milan - Robinho menyisakan penyesalan saat memutuskan meninggalkan Real Madrid ke Manchester City. Tak merasakan kebahagiaan di City of Manchester Stadium, dia kini mencarinya bersama AC Milan.

City harus memecahkan rekor transfer Liga Inggris saat memboyong Robinho dari Madrid pada musim panas 2008 lalu. Meski awalnya terlihat sangat menjanjikan, dana 32,5 juta poundsterling yang dikeluarkan The Citizens kemudian terasa sia-sia karena sang pesepakbola tak pernah benar-benar tampil maksimal di sana.

Setelah sempat 'dibuang' dengan dipulangkan ke Santos dengan status pinjaman, City akhirnya melego striker 26 tahun itu ke AC Milan dengan biaya 'cuma' 18 juta poundsterling.

Dalam periode yang singkat bersama City, Robinho sama sekali tak menemukan kebahagiaan yang dia cari. Kehidupan di klub kota Manchester itu disebutnya terlalu kaku dan tak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

“Baik Mark Hughes atau Roberto Mancini, keduanya tak ada yang memahami saya. Mungkin mereka cuma tahu soal sisi olahraga dan itu tak cukup buat saya. Kontak antara pemain dan klub terlalu sedikit," sahut Robinho seperti dikutip dari Soccernet.

"Itu seperti sebuah kantor - datang berlatih dan kemudian mengucap sampai jumpa. Saya orang Brasil dan saya tak bisa memberikan yang terbaik jika aspek kehidupan saya merasa tidak bahagia," lanjut Robinho.

Makin membuat Robinho tak betah di City adalah saat klub tersebut menjual Elano, salah satu rekan terdekatnya selain Jo. Apalagi pihak klub disebutnya tak memberikan alasan pasti saat melepas Elano.

"Itu masalah saya. Saya pesepakbola yang spesial dan saya butuh merasa bahagia saat saya bermain. Itu ada di Real Madrid tapi tidak di City. Ada Elano dan Jo di skuad adalah sebuah bonus. Mereka membantu saya beradaptasi tapi kemudian Elano pergi dan saya tak tahu motif di balik kepergiannya," sambung pria kelahiran Sao Vincente, Brasil itu.

Di Milan, Robinho memang berpeluang menemukan kembali kebahagiaan yang dia cari-cari. Selain ada beberapa pemain Brasil di sana, skuad Rossoneri selama ini juga dikenal punya ikatan kekeluargaan yang sangat kuat.